Selasa, 28 April 2020

Tari Salo.Tari Tradisi Sangihe

TARI SALO
https://youtu.be/Si4W_Qvz_EM

Penggalan tulisan dari buku Sejarah dan Kebudayaan Sangihe. Oleh : Alffian Walukow.
....
Selain kegiatan Mě kalanto,  dalam  upacara Sundeng  dilakukan  juga kegiatan “Sumalo”  atau  “tari  pengorbanan” . Tarian  ini hanya ditarikan oleh “Ampuang” (Ampuang  adalah Imam atau pemimpin keagamaan dan pemimpin ritual). Gerakan  tari “Sumalo” adalah : berjingkrak-jingkrak, melompat-lompat sambil memegang “Bară” (pedang ). Pelaku tari  (mereka bukan penari) mengibaratkan dirinya  seperti sedang berperang. Konsep  tari “Sumalo” adalah “Peperangan  melawan Roh Jahat” yang  mengganggu  jiwa korban saat akan  terlepas dari raga.
Melakukan gerak “Sumalo”  juga di sebut sebagai “mê salai” (menari) sedangkan  gerak tarinya  di namakan “kengkeng” (kengkeng artinya meledak, pincang) atau “taha” yang berarti batang pohon. Dinamakan kengkeng karena salah satu  gerakannya  adalah menghentak-hentakan kaki  ditanah menyerupai cara berjalan orang  pincang, sehinga menimbulkan bunyi yang kuat. Dinamakan  “taha”,  karena para  penari juga  menghentakkan kaki di batang pohon.  Gerakan “kengkeng” masih bisa ditemukan pada  gerak tari “salaing ese” (tarian lelaki) pada  tarian “salaing ese”  dari kampung “Menggawa-Tamako” dan Tariang Lama.
Pada  saat  ini  dikepulauan Sangihe  terdapat sebuah tarian  bernama “tari salo”   yang diadaptasi  dari  “tari sumalo”. Salo memiliki pengertian lain sebagai “berteriak”.
Tarian kengkeng memiliki kesamaan fungsi dengan tari “lide”, (lide artinya tekan). Tari lide  adalah  tari “pengantar roh”  dalam upacara Sundeng di wilayah Manganitu. Tari lide dilakukan oleh ampuang perempuan dengan cara saling mengaitkan jari kelingking tangan sambil berputar-putar mengitari/melingkari  “korban”. Para  pelaku “lide” dalam melakukan gerak, kakinya tidak menyentuh tanah tetapi  melayang. Alasan  pemberian  nama  lide  bukan  karena  tariannya  tetapi  pada  musik  pengiringnya. Gerak  tari lide diiringi oleh  musik “lide” yang  pada saat  ini dikenal sebagai  musik “oļi”. Pemberian nama “lide”   didasarkan  pada jari-jari yang menekan lobang-lobang suling. Suling dalam bahasa  sangir disebut “bansî”. Proses  menekan  disebut  sebagai “mênêłide” atau “têłide”.
Dst....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar